Kabupaten Sragen terletak sekitar 30 km dari Kota Surakarta dan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan disebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Secara geografis, Kabupaten Sragen terletak di 7°15′ – 7°30′ Lintang Selatan dan 110°45′ – 111°10′ Bujur Timur. Wilayahnya berada di lembah daerah aliran Sungai Bengawan Solo yang mengalir ke arah timur. Sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 70-480 meter di atas permukaan air laut. Sebelah utara berupa perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Sedangkan sebagian kecil wilayah selatan berupa perbukitan kaki Gunung Lawu.
Destinasi wisata populer di Kabupaten Sragen diantaranya adalah Museum Fosil Sangiran, Waduk Kedung Ombo, Pemandian Air Panas Bayanan, Dayu Park, dan masih ada beberapa destinasi wisata lainnya.
Kabupaten Sragen terletak di jalur utama Solo-Surabaya. Kabupaten ini merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Sragen dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Jakarta) dengan stasiun terbesarnya Sragen, serta lintas Gundih-Solo Balapan dengan stasiun terbesarnya Gemolong.
Jarak dari Kabupaten Sragen ke :
Jakarta : 595 Km
Semarang : 113 Km
Surabaya : 231 Km
Surakarta : 30 Km
Yogyakarta : 95 Km
![]() | Â | BOTOK MERCON Warung makan yang didirikan oleh Bapak Wiroatmojo (65 tahun) dan Ibu Tumiyem (62 tahun) pada tahun 1994 ini menyajikan menu utama botok ikan patin super pedas. Tidak seperti botok yang biasanya berbahan baku mlanding (petai cina) dan parutan kelapa, botok ikan patin ini sebenarnya adalah olahan garang asem dengan bumbu super pedas. Saking pedasnya, para penggemarnya memberi julukan baru, ‘Botok Mercon’. Setiap hari, pengolahan Botok Mercon memerlukan bahan baku 45 kg ikan patin dan 15 kg cabe rawit dan merah. |
. | Â | Â |
![]() | Â | WAJIK JENANG KRASIKAN Sejak tahun 1964, Mbah Rajak (90 tahun) memproduksi wajik, jenang, dan krasikan yang diolah dan dimasak dengan menggunakan peralatan dapur (pawon) tradisional, yaitu tungku tanah dan kayu bakar. Pengolahannya memerlukan bahan antara lain: gula jawa (kelapa), santan kelapa, beras ketan, dsb. Setiap hari mampu menghasilkan masing-masing 10 kg wajik, jenang, dan krasikan. Karena serba 10 kg, maka sering dijuluki Ngolah Sedoso-nan (Jawa, artinya: sepuluh-an). Rumah produksi Wajik Mbah Rajak terletak di Kampung Cantel Wetan RT 3 RW 11 Sragen, sekitar 500 meter sebelah utara/belakang Kompleks Kantor Pemkab Sragen. |